Alhamdulillah bisa posting lagi di blog saya, sebenernya saya pengen sih posting lebih sering ya minimal satu minggu sekali lah tapi berhubung ada kesibukan, sok sibuk tepatnya :) jadi se bisa nya aja deh hehe.. ok deh langsung aja ke benang merah hehe.. seperti janji saya pada postingan sebelumnya mengenai Six Sigma, yaitu saya akan membahas mengenai aplikasi Six Sigma untuk salah satu fungsi organisasi di perusahaan, tapi karena saya suka pemasaran maka saya pilih di fungsi pemasaran aja deh. Jadi seperti yang di sebutkan sebelumnya bahwa Six Sigma itu bisa diterapkan secara keseluruhan di perusahaan atau biasa di sebut Enterprise Six Sigma atau bisa juga di terapkan di salah satu fungsi perusahaan. Biasanya sih di terapkan pada proses produksi atau di terapkan pada fungsi produksi atau operasi, tapi biar unik saya coba tulis bagaimana menerapkan Six Sigma pada proses pemasaran.
Untuk dapat menyesuaikan Six Sigma terhadap pemasaran, kita harus mulai dengan melihat secara keseluruhan cara kerja bagian pemasaran. Kita dapat melihat bahwa para pemasar profesional jarang sekali menggolongkan pekerjaan mereka terhadap pekerjaan yang berbasis proses atau orientasi terhadap proses, tetapi sering digambarkan sebagai proyek atau berbasis aktivitas. Namun, American Marketing Association (AMA) mendefinisikan marketing sebagai serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan, dan mengelola hubungan dengan pelanggan agar bisa memberikan keuntungan terhadap organisasi para stakeholders. Oleh karena itu, fungsi pemasaran harus memainkan peran kunci dalam mengelola beberapa koneksi penting antara pelanggan dan elemen kritis perusahaan, termasuk menghubungkan dengan pelanggan untuk produk, penyediaan layanan dan akuntabilitas keuangan (Christine Moorman dan Ronald Karat, 1999 : 57).
Para marketing profesional ingin menghindari tekanan kreativitas oleh peralatan dan struktur. Proses kerja sentris mungkin awalnya tampak lambat, rutin dan memberatkan. Selain itu, para pemasar mungkin berpikir bahwa analisis statistik dapat mengurangi spontanitas dan inovasi. Namun berdasarkan beberapa pengalaman justru kebalikannya. Jika diterapkan secara benar, metodologi ini terbukti sangat bagus untuk pengerjaan ulang (yang disebabkan oleh kesalahan), memastikan kelengkapan, dan memperkuat standar kualitas. Selain itu, Six Sigma dapat membantu mengatasi hal-hal yang baru, unik, dan sulit.
Manfaat mengintegrasikan Six Sigma ke proses pemasaran yaitu mendapatkan informasi yang lebih baik (manajemen berdasarkan fakta) untuk membuat keputusan yang lebih baik. Menggunakan pendekatan yang lebih kuat untuk mengurangi ketidakpastian yang melekat dalam pemasaran kreatif, disiplin dan dinamis. Salah satu cara untuk mempertahankan pertumbuhan dari waktu ke waktu adalah fokus pada “keunggulan” indikator-indikator tujuan yang anda inginkan. Leading indikator merupakan faktor yang mendahului terjadinya hasil yang diinginkan. Leading indikator bisnis melibatkan pengukuran cacat, kegagalan, dan waktu. Keunggulan indikator dapat termasuk ukuran kinerja fungsional seperti Unit Manufacturing Cost (UMC), pengukuran kualitas seperti Defects Per Million Opportunities (DPMO), dan ukuran berdasarkan waktu keandalan seperti Mean Time Between Failure (MTBF). Indikator utama untuk pemasaran meliputi pangsa pasar dan pendapatan metrik kinerja secara umum. Sebuah indikator utama yang kuat adalah kepuasan pelanggan sebelum transaksi penjualannya itu sendiri (seperti kepuasan dengan pelayanan informasi atau bagian iklan). Berbekal pengetahuan ini, pemasaran dapat memeriksa inisiatif dari perspektif yang berbeda. Untuk mendorong dan mempertahankan pertumbuhan, kinerja dan metrik kualitas diperlukan sikap yang proaktif dan bukan reaktif.
Yang harus diingat bahwa sebuah metodologi pemasaran harus memfasilitasi hubungan antara pelanggan, produk, dan keuangan. Persyaratan ini berusaha mencari lingkup tanggung jawab pemasaran yang komprehensif dari awal penawaran, melalui pengembangan penawaran untuk memberikan pengalaman kepada pelanggan. Ruang lingkup yang komprehensif ini melingkupi ruang lingkup bisnis yang strategis, taktis, dan aspek operasional. Ketiga proses dalam menetapkan cara kerja pemasaran yang menghubungkan kawasan strategis, taktis dan operasional dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :
Pada lingkungan kerja profesional marketing sehari-hari bukanlah berbasis pada struktur alur kerja DMAIC. Hal yang fundamental dari pemasaran terdiri dari tiga kunci area, yaitu :
1. Strategic area : Proses renewal protofolio
2. Tactical area : proses komersialisasi (komersialisasi produk atau jasa tertentu)
3. Operational area : Setelah manajemen portofolio di selesaikan, sumberdaya operasi ini yang terjun langsung ke lapangan sepanjang siklus hidupnya, tentu saja di seluruh rantai nilai yang ada.
Metode unik Six Sigma untuk proses pemasaran mencakup tiga bidang, antara lain strategic, tactical, dan operational. Metode untuk membantu strategi pemasaran disebut dengan IDEA. Pendekatan untuk pekerjaan taktis disebut UAPL. Serta metode operasional secara langsung disebut dengan LMAD. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode tersebut (Clyde M Craveling, dkk. 2006 : 57) :
Lingkungan proses strategi pemasaran memiliki empat tahapan yang jelas, yang dikenal sebagai proses IDEA, yaitu :
1. Identify Markets; Segmentasi, dan kesempatan yang ditawarkan oleh masing-masing segmen tersebut.
2. Define portofolio requirements; alternatif portofolio produk.
3. Evaluate portofolio; alternatif terhadap tingkat kompetitif portofolio yang ditawarkan.
4. Activated; melakukan perangkingan terhadap masing-masing individu dalam proyek komersil.
Lingkungan proses pemasaran taktis memiliki empat tahapan yang berbeda, yang di definisikan sebagai proses UAPL untuk produk atau pelayanan tertentu :
1. Understand; Memahami peluang pasar dan spesifikasi persyaratan pelanggan yang diterjemahkan kedalam produk atau jasa.
2. Analyze; menganalisis preferensi konsumen.
3. Plan; Rencana keterkaitan antara rincian proses rantai nilai (termasuk pemasaran dan penjualan) untuk keberhasilan komunikasi dan peluncuran produk atau jasa.
4. Launch; Menyiapkan produk atau jasa baru dengan kontrol yang ketat terhadap peluncuran produk atau jasa tersebut.
Lingkungan operasional dalam proses pemasaran memiliki empat tahapan yang berbeda. Proses ini disebut LMAD, diantaranya adalah :
1. Launch; Memulai melakukan penawaran pada periode pengenalan produk ke pasar yang disesuaikan dengan kontrol pada proses sebelumnya.
2. Manage; Mengelola penawaran dan proses penjualan.
3. Adapt; Menyesuaikan antara tugas penjualan dan pemasaran serta alat untuk melakukan perubahan.
4. Discontinue; Menghentikan penawaran dengan disiplin, untuk mempertahankan loyalitas merk.
Selanjutnya, proses pemasaran tinggal berpegang teguh pada metode-metode yang disebutkan diatas (IDEA, UAPL, dan LMAD), dan metode tersebut harus dirancang agar bisa melakukan efisiensi, stabilitas, dan yang paling penting terukur oleh Six Sigma.
OK segitu saja dulu pembahasannya mengenai Six Sigma Untuk Proses Pemasaran nya, mudah-mudahan bisa bermanfaat. Hatur Nuhun..