Strategi Operasi

Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi di blog kesayangan setelah meliburkan diri yang sangat lama dari dunia blogger karena kesibukan sehari-hari. Oke, kita langsung saja yah pada bahasan utama kali ini yaitu Strategi Operasi. Pada dasarnya, Strategi Operasi merupakan turunan dari Strategi Perusahaan yang menjabarkan strategi secara keseluruhan perusahaan tersebut. Jadi, sudah dapat dipastikan awal mulanya adalah dari visi dan misi perusahaan itu sendiri. Namun, banyak sekali yang belum mengetahui apa itu visi dan apa itu misi. Makanya saya awali dari pengertian visi dan misi terlebih dahulu, karena ini sangat penting dalam menyusun strategi operasi nantinya. Visi pengertian mudahnya adalah cita-cita dari suatu organisasi. Sehingga biasanya dalam penentuan visi ini terdiri dari dua aliran, yaitu yang menentukan kapan cita-cita itu akan dicapai serta rasionalis, contohnya : "Menjadi Universitas Nomor Satu di Indonesia Pada Tahun 2020". Nah, itu adalah contoh visi yang aliran pertama yaitu yang menentukan kapan cita-cita nya akan dicapai dan rasional untuk dicapai, yang kedua adalah yang tidak menentukan kapan cita-citanya akan dicapai serta kadang-kadang visi nya kurang rasional atau tidak mungkin tercapai, atau bisa dicapai ketika si pembuat visi sudah tidak ada. Kemudian yang berikutnya adalah misi. Misi juga banyak sekali pengertiannya, ada yang bilang penjabaran dari visi, ada juga yang bilang mengapa suatu organisasi itu ada, serta ada juga yang bilang fungsi pokok dari organisasi tersebut. Jadi sekali lagi, ini kembali kepada si pembuat misi nya juga.




Nah, setelah visi dan misi di buat tidak lantas kita bisa langsung membuat Strategi Operasi. Karena Operasi adalah salah satu fungsi organisasi (didalamnya termasuk ada fungsi keuangan, pemasaran, SDM, R&D, dll). Sehingga sebelum masuk kesana, kita harus menentukan dulu Corporate Strategy, Business Strategy, baru masuk ke Functional Strategy yang didalamnya ada strategi operasi. Corporate Strategy menentukan bisnis-bisnis yang sedang dan akan dijalankan oleh perusahaan. Sedangkan Business Strategy merupakan strategi yang menjelaskan cara bersaing pada bisnis yang akan digeluti sekarang dan pada bisnis yang akan datang. Pada dasarnya yang paling banyak digunakan adalah cost leadership atau product leadership. Nah, Setelah kedua strategi tersebut dibuat, baru masuk kedalam Functional Strategy yang nantinya merupakan penjabaran dari kedua strategi diatas yang didalamnya mencakup strategi pemasaran, Strategi Operasi, strategi SDM, dll.

Setelah semuanya diketahui, barulah kita bisa menyusun Strategi Operasi, dalam Strategi Operasi ini terdapat empat komponen utama, diantaranya adalah operation mission, distinctive competence, operation objective dan operation policy. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing komponen Strategi Operasi tersebut :

1. Operation Mission
Operation Mission merupakan fungsi pokok yang terkait dengan Business Strategy dan Functional Strategy lainnya. seperti apabila business strategy nya adalah product leadership maka dalam operation mission harus bisa mendukung business strategy tersebut seperti menciptakan produk baru dan inovasi. Sehingga dengan memperhatikan yang lainnya, satu sama lain saling mendukung. jadi jangan sampai business strategy nya product leadership tetapi operation mission jadi melakukan efisiensi dan melakukan penurunan harga pokok produksi, yang akan menyebabkan ketidakcocokan satu sama lain, sehingga organisasi tidak akan berjalan dengan sempurna.

2. Distinctive Competence
Kemampuan operasi yang membedakan dengan yang lain sehingga perusahaan bisa beroperasi lebih baik dari perusahaan atau organisasi yang lain. distinctive competence bisa berupa teknologi, patent, keahlian sumberdaya manusia dll yang tidak dimiliki atau sukar dimiliki oleh perusahaan atau organisasi yang lain.

3. Operation Objective
Operation Objective ini turunan dari operation mission, yang meliputi Cost atau biaya produksi atau operasi atau manufacturing cost, quality atau target kualitas yang ingin dicapai oleh perusahaan atau organisasi, Delivery atau lead time atau target waktu pengiriman atau pelayanan, serta Flexibility atau keluwesan dalam menerima pesanan.

4. Operation Policy
Operation Policy intinya adalah menjelaskan bagaimana tujuan akan dicapai, pada umumnya harus berhubungan dengan empat bidang keputusan, yaitu Process, Quality System, Capacity, dan Inventory. Masing-masing dari empat keputusan tersebut adalah bidang-bidang tersendiri sehingga membutuhkan penjelasan secara khusus dan terpisah.

Itulah bahasan saya kali ini yaitu mengenai Strategi Operasi dimana sangat penting disusun oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatannya agar semua fungsi organisasi bisa berjalan dengan sinergis satu sama lain.

Selengkapnya......

Six Sigma Untuk Proses Pemasaran

Alhamdulillah bisa posting lagi di blog saya, sebenernya saya pengen sih posting lebih sering ya minimal satu minggu sekali lah tapi berhubung ada kesibukan, sok sibuk tepatnya :) jadi se bisa nya aja deh hehe.. ok deh langsung aja ke benang merah hehe.. seperti janji saya pada postingan sebelumnya mengenai Six Sigma, yaitu saya akan membahas mengenai aplikasi Six Sigma untuk salah satu fungsi organisasi di perusahaan, tapi karena saya suka pemasaran maka saya pilih di fungsi pemasaran aja deh. Jadi seperti yang di sebutkan sebelumnya bahwa Six Sigma itu bisa diterapkan secara keseluruhan di perusahaan atau biasa di sebut Enterprise Six Sigma atau bisa juga di terapkan di salah satu fungsi perusahaan. Biasanya sih di terapkan pada proses produksi atau di terapkan pada fungsi produksi atau operasi, tapi biar unik saya coba tulis bagaimana menerapkan Six Sigma pada proses pemasaran.

Untuk dapat menyesuaikan Six Sigma terhadap pemasaran, kita harus mulai dengan melihat secara keseluruhan cara kerja bagian pemasaran. Kita dapat melihat bahwa para pemasar profesional jarang sekali menggolongkan pekerjaan mereka terhadap pekerjaan yang berbasis proses atau orientasi terhadap proses, tetapi sering digambarkan sebagai proyek atau berbasis aktivitas. Namun, American Marketing Association (AMA) mendefinisikan marketing sebagai serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan, dan mengelola hubungan dengan pelanggan agar bisa memberikan keuntungan terhadap organisasi para stakeholders. Oleh karena itu, fungsi pemasaran harus memainkan peran kunci dalam mengelola beberapa koneksi penting antara pelanggan dan elemen kritis perusahaan, termasuk menghubungkan dengan pelanggan untuk produk, penyediaan layanan dan akuntabilitas keuangan (Christine Moorman dan Ronald Karat, 1999 : 57).


Para marketing profesional ingin menghindari tekanan kreativitas oleh peralatan dan struktur. Proses kerja sentris mungkin awalnya tampak lambat, rutin dan memberatkan. Selain itu, para pemasar mungkin berpikir bahwa analisis statistik dapat mengurangi spontanitas dan inovasi. Namun berdasarkan beberapa pengalaman justru kebalikannya. Jika diterapkan secara benar, metodologi ini terbukti sangat bagus untuk pengerjaan ulang (yang disebabkan oleh kesalahan), memastikan kelengkapan, dan memperkuat standar kualitas. Selain itu, Six Sigma dapat membantu mengatasi hal-hal yang baru, unik, dan sulit.
Manfaat mengintegrasikan Six Sigma ke proses pemasaran yaitu mendapatkan informasi yang lebih baik (manajemen berdasarkan fakta) untuk membuat keputusan yang lebih baik. Menggunakan pendekatan yang lebih kuat untuk mengurangi ketidakpastian yang melekat dalam pemasaran kreatif, disiplin dan dinamis. Salah satu cara untuk mempertahankan pertumbuhan dari waktu ke waktu adalah fokus pada “keunggulan” indikator-indikator tujuan yang anda inginkan. Leading indikator merupakan faktor yang mendahului terjadinya hasil yang diinginkan. Leading indikator bisnis melibatkan pengukuran cacat, kegagalan, dan waktu. Keunggulan indikator dapat termasuk ukuran kinerja fungsional seperti Unit Manufacturing Cost (UMC), pengukuran kualitas seperti Defects Per Million Opportunities (DPMO), dan ukuran berdasarkan waktu keandalan seperti Mean Time Between Failure (MTBF). Indikator utama untuk pemasaran meliputi pangsa pasar dan pendapatan metrik kinerja secara umum. Sebuah indikator utama yang kuat adalah kepuasan pelanggan sebelum transaksi penjualannya itu sendiri (seperti kepuasan dengan pelayanan informasi atau bagian iklan). Berbekal pengetahuan ini, pemasaran dapat memeriksa inisiatif dari perspektif yang berbeda. Untuk mendorong dan mempertahankan pertumbuhan, kinerja dan metrik kualitas diperlukan sikap yang proaktif dan bukan reaktif.
Yang harus diingat bahwa sebuah metodologi pemasaran harus memfasilitasi hubungan antara pelanggan, produk, dan keuangan. Persyaratan ini berusaha mencari lingkup tanggung jawab pemasaran yang komprehensif dari awal penawaran, melalui pengembangan penawaran untuk memberikan pengalaman kepada pelanggan. Ruang lingkup yang komprehensif ini melingkupi ruang lingkup bisnis yang strategis, taktis, dan aspek operasional. Ketiga proses dalam menetapkan cara kerja pemasaran yang menghubungkan kawasan strategis, taktis dan operasional dapat dilihat seperti gambar di bawah ini :

Pada lingkungan kerja profesional marketing sehari-hari bukanlah berbasis pada struktur alur kerja DMAIC. Hal yang fundamental dari pemasaran terdiri dari tiga kunci area, yaitu :
1. Strategic area : Proses renewal protofolio
2. Tactical area : proses komersialisasi (komersialisasi produk atau jasa tertentu)
3. Operational area : Setelah manajemen portofolio di selesaikan, sumberdaya operasi ini yang terjun langsung ke lapangan sepanjang siklus hidupnya, tentu saja di seluruh rantai nilai yang ada.

Metode unik Six Sigma untuk proses pemasaran mencakup tiga bidang, antara lain strategic, tactical, dan operational. Metode untuk membantu strategi pemasaran disebut dengan IDEA. Pendekatan untuk pekerjaan taktis disebut UAPL. Serta metode operasional secara langsung disebut dengan LMAD. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode tersebut (Clyde M Craveling, dkk. 2006 : 57) :
Lingkungan proses strategi pemasaran memiliki empat tahapan yang jelas, yang dikenal sebagai proses IDEA, yaitu :
1. Identify Markets; Segmentasi, dan kesempatan yang ditawarkan oleh masing-masing segmen tersebut.
2. Define portofolio requirements; alternatif portofolio produk.
3. Evaluate portofolio; alternatif terhadap tingkat kompetitif portofolio yang ditawarkan.
4. Activated; melakukan perangkingan terhadap masing-masing individu dalam proyek komersil.

Lingkungan proses pemasaran taktis memiliki empat tahapan yang berbeda, yang di definisikan sebagai proses UAPL untuk produk atau pelayanan tertentu :
1. Understand; Memahami peluang pasar dan spesifikasi persyaratan pelanggan yang diterjemahkan kedalam produk atau jasa.
2. Analyze; menganalisis preferensi konsumen.
3. Plan; Rencana keterkaitan antara rincian proses rantai nilai (termasuk pemasaran dan penjualan) untuk keberhasilan komunikasi dan peluncuran produk atau jasa.
4. Launch; Menyiapkan produk atau jasa baru dengan kontrol yang ketat terhadap peluncuran produk atau jasa tersebut.

Lingkungan operasional dalam proses pemasaran memiliki empat tahapan yang berbeda. Proses ini disebut LMAD, diantaranya adalah :
1. Launch; Memulai melakukan penawaran pada periode pengenalan produk ke pasar yang disesuaikan dengan kontrol pada proses sebelumnya.
2. Manage; Mengelola penawaran dan proses penjualan.
3. Adapt; Menyesuaikan antara tugas penjualan dan pemasaran serta alat untuk melakukan perubahan.
4. Discontinue; Menghentikan penawaran dengan disiplin, untuk mempertahankan loyalitas merk.
Selanjutnya, proses pemasaran tinggal berpegang teguh pada metode-metode yang disebutkan diatas (IDEA, UAPL, dan LMAD), dan metode tersebut harus dirancang agar bisa melakukan efisiensi, stabilitas, dan yang paling penting terukur oleh Six Sigma.

OK segitu saja dulu pembahasannya mengenai Six Sigma Untuk Proses Pemasaran nya, mudah-mudahan bisa bermanfaat. Hatur Nuhun..

Selengkapnya......

Six Sigma

balik lagi ngeblog ah hehehe.... dah lama banget nih ga pernah di update blog ini, terima kasih buat temen2 semuanya yang masih sering mengunjungi blog saya walaupun saya sendiri jarang update. mudah2an ke depannya bisa update lagi secara terus-menerus seperti dulu lagi hehe..kali ini saya akan coba menulis tentang six sigma, tapi karena saya juga masih rada-rada awam jadi saya tulis dari berbagai sumber juga (tapi saya cantumkan ko sumber2nya hehe). ok ga usah banyak cincong deh, langsung aja yah..

Untuk bisa sampai pada pengertian Six Sigma, kita perlu melihat sedikit sejarah mengenai Six Sigma itu sendiri. Six Sigma dimulai oleh Motorola pada tahun 1980-an yang di motori oleh salah seorang engineer disana yang bernama Bill Smith dan dukungan penuh CEO nya Bob Galvin. Motorola menggunakan statistics tools diramu dengan ilmu manajemen menggunakan financial metrics (yaitu Return On Invesment, ROI) sebagai salah satu alat ukur dari quality improvement process. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder yang lebih lanjut membuat metode ini mendapat sambutan luas dari petinggi Motorola dan perusahaan lain (www.isixsigma.com).


D. Manggala (2005 : 6) memberikan definisi Six Sigma sebagai berikut :
Six Sigma merupakan metodologi yang terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk atau jasa yang di luar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif.

www.isixsigma.com (2010) memberikan definisi Six Sigma secara harafiah sebagai berikut :
Six Sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa kita terjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat (defect oportunity) sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk atau jasa. Jadi intinya di banyak organisasi diartikan sebagai pengukuran kualitas yang mendekati kesempurnaan atau hampir bebas cacat.

Sementara Clyde Creveling, Lynne Humbleton, dan Burke McCharty (2006 : 8) mengatakan : “Technically, Six Sigma is described as a data-driven approach to reduce defects in a process or cut costs in a process or product, as measured by "six standard deviations" between the mean and the nearest specification limit”.

Dari beberapa pengertian mengenai Six Sigma diatas, secara statistik Six Sigma digunakan untuk menggambarkan variabilitas, atau standar deviasi, seperti cacat per unit. Gambar 2.1 menunjukkan distribusi populasi normal, dengan mean (µ) di tengah-tengah dan titik data pada kurva yang menunjukkan standar deviasi (σ) di sebelah kanan dan kiri dari mean.




Tujuan dari Six Sigma kualitas adalah untuk mengurangi variasi proses output secara jangka panjang, yang merupakan agregat pengalaman dengan proses perusahaan dari waktu ke waktu, ini yang akan menghasilkan bagian tidak lebih dari 3,4 cacat per milion peluang. Untuk proses hanya satu batas spesifikasi (atas atau bawah), hasil ini dalam enam proses standar deviasi antara mean dari proses dan batas spesifikasi pelanggan (karena itu, 6 sigma). Untuk proses dua batas spesifikasi (Hulu dan Hilir), ini diterjemahkan menjadi sedikit lebih dari enam proses standar deviasi antara mean dan setiap batas spesifikasi sehingga tingkat kecacatan sesuai dengan total setara dengan enam proses standar deviasi.

KOMPONEN UTAMA SIX SIGMA

Menurut Peter Pande, dkk, dalam bukunya The Six Sigma Way : Team Fieldbook, ada 6 komponen utama konsep Six Sigma sebagai strategi bisnis :
1. Benar-benar mengutamakan pelanggan : seperti kita sadari bersama, pelanggan bukan hanya berarti pembeli, tapi bisa juga berarti rekan kerja kita, team yang menerima hasil kerja kita, pemerintah, masyarakat umum pengguna jasa, dll.
2. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta : bukan berdasarkan opini, atau pendapat tanpa dasar.
3. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan : Six Sigma sangat tergantung kemampuan kita mengerti proses yang dipadu dengan manajemen yang bagus untuk melakukan perbaikan.
4. Manajemen yang proaktif : peran pemimpin dan manajer sangat penting dalam mengarahkan keberhasilan dalam melakukan perubahan.
5. Kolaborasi tanpa batas : kerja sama antar tim yang harus mulus.
6. Selalu mengejar kesempurnaan.


FONDASI SIX SIGMA

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Six Sigma adalah suatu metoda yang sangat tersetruktur. Struktur dari Six Sigma sendiri terdiri dari lima tahapan yang singkat yang sering disebut DMAIC atau Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Selain itu, implementasi Six Sigma ditentukan oleh kehadiran seorang (atau lebih) fasilitator yang memahami manajemen dan penggunaan statistik; fasilitator ini disebut dengan Black Belt. Namun yang terpenting dari semua itu adalah team pelaksana, yang terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai tim/departemen yang saling terkait atau cross-functional team (D. Manggala, 2005 : 9).

Setiap tahapan mempunyai bagian-bagian yang mesti dilaksanakan ataupun mempunyai jenis-jenis konsep statistik yang bisa dipakai, walaupun sebenarnya untuk penggunaan statistik bisa cukup fleksibel, berikut adalah tahapan-tahapan tersebut (D. Manggala, 2005 : 10) :
1. Define : pada tahap ini team pelaksana mengidentifikasikan permasalahan, mendefinisikan spesifikasi pelanggan, dan menentukan tujuan (pengurangan cacat, biaya dan target waktu) serta skala prioritasnya.
2. Measure : tahapan ini adalah untuk memvalidasi permasalahan, mengukur atau menganalisis permasalahan dari data yang ada termasuk pengukuran dan analisis kapabilitas proses.
3. Analyze : menentukan faktor-faktor yang yang paling mempengaruhi proses; artinya mencari satu atau dua faktor yang apabila hal tersebut diperbaiki akan memperbaiki proses kita secara dramatis. Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisis ukuran performansi perusahaan serta mengidentifikasi sumber dan akar penyebab masalah kualitas proses.
4. Improve : pada tahap ini di diskusikan ide-ide untuk memperbaiki sistem berdasarkan hasil analisa terdahulu, melakukan percobaan untuk melihat hasilnya, apabila sudah sesuai atau baik maka di teruskan untuk membuat standarprosedur bakunya (standard operating procedure- SOP). Secara umum tahapannya adalah dimulai dari merencanakan perbaikan kualitas, mendesain faktor dan level, percobaan dengan metode Taguchi, dan pemilihan level terbaik dari proses.
5. Control : pada tahapan ini harus di buat perencanaan dan desain pengukuran agar hasil yang sudah bagus dari perbaikan team bisa berkesinambungan. Pada tahap ini biasanya dibuat metrics untuk selalu di monitor dan di koreksi bila sudah mulai menurun ataupun untuk melakukan perbaikan lagi.

Segitu aja dulu yah, terima kasih banyak kepada D. Manggala atas ebook nya yang telah banyak menginspirasi penulisan ini dan juga para senior-senior di bidang six sigma. ke depannya saya akan menulis bagaimana Six Sigma ini di terapkan pada bidang pemasaran. Mudah-mudahan bisa cepet di selesaikan penulisannya.


Selengkapnya......
 

.: Reader :.

e-je
Lungsin Lestari
RajaPresentasi
Banglore
Syaqila
Businternet
Diode Blog
Fikri Blog
Kolom Inspirasi
Alvino Yasmin
Maniac Download
Cute Land
Pembelajar Sejati
Simplex Talk
SNMPTN / SENAMPTN
Journal of Balinese Girl
27januari blog
O-om
Kang Rohman
Goji Geje
Devaritz
Sekolah Pramugari
exelinca
Tutorial Blogger
Pancallok Blog
Nurta San
Bams Blog
Damaniks Blog
Situs Informasi Internet
Yanuar Rastafara
Toko Boneka Bandung
Bola Ku
Fisika Mandel
Awas Blunder
Wungkal
Asa Inspiration
Arielz dot Net
PCinstaller
Free Software Downloads
Kak ega punya cerita
Psikologi Konseling
Eiger Blog
Rien Ola Blog
lafalofe blog
Bunda Medani
Miss Anna
Girls Corner
Tips ku Tips Mu
Frizzy Blog
Teguh Yulianto Blog
Catatan Vicky Blog
Speechyourm1nd Blog
Coretan Ayik
Graha Blog
Riechz Blog
Dedy Blog
UMJ Jakarta Blog
Belanja Buku Online
Formula Bisnis
Gratis Berhadiah
Komisi Gratis
Ekonurp Blog
Heartland
Grace Unleashed
Taufik Rahman Blog
Forex FBI
wandhe blog
Urzais Blog
Seelaninfo Blog
Mata Telingaku
Romeo Gadungan
Ksatria Bergitar
Hetpaard Blog
K2h Blog
Zona Teknologi
Aishareefa Blog
Padepokan Indonesia
JomBloger
Masakan Kita
Wisata Alam Danau Toba
Advertise Share
Komputer dan Internet
Ignition Starts
Tary Room
Andi Penyol Blog
The Bright Day
Health, Beauty and Fashion
Herman IT Blog
Kartolo Cyber
Game Lover
Computer Hardware
Beraskentjoer
Endonefree
Laisya and Her World
Changing LINKS
Tukar Link dan Promosi Website
free open directory
SEO Court Directory
Londovor Web Directory
MiriBlack Web Directory
Free Web Directory - TheShoppings.Com
Ablaze Directory
Web Site Gratis
Madri Kurniawan Blog
Segalanya Blog
Mengenal Otak
Eriskan Blog
Endon Free
Wandhe Blog
K2H Blog
Psikologi Konseling
Zicoe1985 Blog
Ilmu Antropologi
Perwira28 Blog
Easy Blog Trik
Brigadista
Badrun Blog
Anzu Hollic Blog
Sang Milyader
World Spy
Azwar Amril
Aldy Blog
Bee Mountain
Aa.Lil Blog
Pandu Blog
Budak Cianjur
Ayah Razy
Solovers Blog
Griya Unik
Die Silver
Zhind Blog
All Information
esukses blog
Elzenz Blog
Klik Iklan
d3nan1 blog
The Art Maker
Budi Exchange
Era Technology
Ranie Qubayla
Ayuzuricha - All About Hobibes
Ekspresi Diri - Li
Info Gigi Mulut
Cara Berbisnis Online
Warung 18
Your Online Friend
Angin Berbisik
Inblogspot
Fa`at Web
Katobengke Blog
Riding The Horse
Percetakan Sinar Buana
Bu Mulyati
Bob1remudax Blog
Cara Berbisnis Online
Rajway Blog
Aagen Blog
Rizaldha
Links Exchange Blog
Komputer One
e-pera
Jambo Ngoprek
Tips dan Trik Online
Virus Cinta 18
Bandung Tourism
Mencoba dan Belajar
Arjuna Blog
Rules of Trading
Trik-Tips Blog
Adhiets Blog
An GG Ar An Blog
All About Music
Elmarzuqi Blog
Kumaha Anjeun
abundancepress.com
Aditya Ramadhan
pukimaki2
Chord Guitar
Pit Onta
Inspirasi Gema
Ipangsan
Arul Kemuning
Phone Tutorial
Pinayin Pakistan
Kavi Broland
FReaky notes
Tampil Cantik Tak Harus Mahal
Call Me Toufan
Never Winter
Blog Pingin Belajar
Edelweis
Tukerlink dagdigdug
Dmegs Web Directory Edwin Algreen
Free Download Book
Sarah Smart Share
World Soccer News
elmarzuqi
Informasi Bisnis 88
Share Your Link!
Yess
Elzenz Blog
Profesionalitas
athul be sporty!!!
Sandiwara Kita
Kubuf Blog
Wayah Bagelen
Gome Computer
Semar Blog
Perpustakaan Teknik Sipil
Frelia Blog
The Perspective
Sibangor Blog
Informasi Komputer & Internet
Black Raptor
iphin kool
All Computer Tips
Computer Product Review
Mencoba Untuk Berarti
Ceritanya Puput
Hadits Shahih Rasul
Barang Unik